Pages

Rabu, 26 Januari 2011

wanita sholehah Laksana rembulan...

wanita sholehah
Laksana rembulan...
Menyinari insan bumi.

Jika ia memandang...
Dunia seakan tergetar karena ketulusannya
Jika ia berkata...
Dunia seakan terlena karena kelembutannya.
Jika ia tersenyum...
Duniapun ikut tersenyum karena keikhlasannya.

Laksana pelita...
Tubuh terbakar demi sebuah pengorbanan.
Menjadi penuntun di tengah gemerlapnya dunia.

Laksana sahabiyah...
Langkah kakinya bagai langkah Fatimah.
Hidupnya penuh ketenangan jiwa.
Karena hatinya selalu berdzikir.

Dialah wanita sholehah..
Yang senantiasa menjadi penentu.
Akan sebuah perubahan dunia

Wanita cantik yang solehah
Penyejuk mata
Penawar hati
Penajam fikiran

Di rumah ia istri
Di jalanan kawan
Di waktu kita buntu
Dia penunjuk jalan

Pandangan kita diperteguhkan
Menjadikan kita tetap pendirian
Ilmu yang diberi dapat disimpan
Kita lupa ia mengingatkan

Nasehat kita dijadikan pakaian
Silaf kita dia betulkan
Penghibur di waktu kesunyian
Terasa ramah bila bersamanya

Dia umpama tongkat si buta
Bila tiada satu kehilangan
Dia ibarat simpanan ilmu
Semoga kekal untuk diwariskan...


created by : Siti Azizah

Senin, 24 Januari 2011

Seorang Ibu menangis karena........

Seorang Ibu menangis karena:

       Wanita.... Allah berikan kesabaran, untuk merawat keluarganya walau letih, sakit, lelah, dan tanpa berkeluh kesah. Allah berikan wanita perasaan peka, dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam situasi apapun, biarpun anak-anaknya kerap melukai perasaan dan hatinya. Perasaan ini memberikan kehangatan bagi anak-anaknya yang ingin tidur. Sentuhan kelembutannya menjadi pelindung baginya.

       Allah karuniakan kepadanya kebijaksanaan untuk membolehkan wanita menilai tentang peranan kepada suaminya. Seringkali kebijaksanaan itu menguji kesetiaan yang diberikan suami agar tetap saling melengkapi dan menyayangi. Dan akhirnya, Allah memberikan air mata, agar dapat mencurahkan perasaannya............

       Inilah yang khusus Allah berikan kepada wanita, agar dapat digunakan dimana ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya air mata
            "Ini air mata kehidupan."

created by : Siti Azizah
(24/01/2011 , 16:40)

Kamis, 20 Januari 2011

Puisi Kematianku

Puisi Kematianku

Kekasih…
Suatu ketika aku akan wafat…
Menyandang bulu dan sayap laksana malaikat
Dan akan segera ku akhiri cerita
Saat sisa nafasku berhenti dibatas waktu…
Bila tiba saat kupergi…
Jangan ada derai air mata kedukaan
Karna ratapmu akan patahkan sayapku
Kepergiaanku menempuh puncak impian,
Ketika sang utusan merengkuh jiwa ini.
Hapuslah air matamu…
Meski terus kau percikan duka atas kepergianku,
Aku tak akan pernah kembali,
Dan sungguh tak ingin kembali.
Biarlah jiwaku tenang berlalu…
Dalam dekapan hangat sayap malaikat
Merengguk anggur kebebasan semu
Diantara setumpuk timbangan perbuatanku
Aku berharap…
Jasad matiku kau balut dengan senyum
Benamkan kebalik tanah penuh ketulusan
Iringi kepergianku dengan doa
Mungkin itu akan meringankan bebanku
Biarlah pusara ini menjadi saksi…
Bahwa aku pernah mengembara melintasi lembah mimpi
Sekejap tersenyum merengguk manisnya dosa duniawi
Yang kini tinggal belulang membujur kaku ditengah sepi…
Akan kunanti dirimu didepan gerbang keabadian…
Mungkin dalam penantian ini…
Masih ada celah
Tuk wujudkan dahaga rindu ditelaga cinta…
sumber: http://toppuisi.com/

Puisi Kesetiaan Cinta

Puisi Kesetiaan Cinta

Demi kesetiaan..
Buang jauh keraguanmu.
Jangan pernah berpikir aku akan berpaling
Karna itu akan membuatmu resah..
Tuanglah anggur putih ketulusan,
Sebagai jamuan penghormatan suci.
Dialtar pengabdian cinta sejati,
meski getir menantimu..
bukankah kita tau..
tak ada keutamaan dalam bercinta,
selain derita yang mesti dimengerti
dan demi kesetiaan…,
ku persembahkan hatiku untukmu
meski Tanya menggelitik hati ini,
salahkah aku jika pergi ‘tuk memiliki…???
Sumber: radenbeletz.com

Bunda

Sembilan bulan lamanya
Rahim dalam berada
Janin muda perut bunda
Pengorbanan tiada sia
Akhirnya aku lahir lahir juga

Dunia baru berseru
Pada diriku
Waktu dulu
Pada pangkuanmu

Jasa sejagat
Bercucuran keringat
Masih tetap semangat
Seiring kasih hangat
Dalam dekapan hanyat

Bunda
Waktu terus berporos
Pada kenyatan dunia
Dari balik tubuh polos
Doa pada bunda
Ananda bahagia

Bunda
Lanjut usia
Tetap saja kau setia
Terkadang ananda lupa
Masih terus bunda berdoa
Ku harap tak durhaka
Celakalah ananda
Neraka akan menyapa

Bunda
Ananda yang hina
Berharap tetap berguna
Walau jua tak ada
Selalu berusaha
Semoga bunda bahagia
Dunia memang berbeda
Tak mesti bersama
Bunda tetap di jiwa
Raga ananda,
Tetap bunda

Bunda
Untaian bunga
Ukiran bianglala
Lautan samudera
Intan permata
Kecantikan dunia
Tidak seberapa
Bunda tetaplah bunda
Terkenang sepanjang masa
Tak pernah ada akhirnya

Bunda
Wanita terhebat
Wanita terdekat
Ku kenal kau
Lewat nada merdu
Ku ucap kata ibu
Kaulah pelitaku
Tak akan padam
Terkadang meredam
Tetap tak mendendam

Dari kedingingan malam
Ananda memberi salam
Salam dari gubuk terdalam
Demi kerinduan terpendam

Puisi Sahabat

Sahabat
Telah kau daki
Gunung kemerdekaan
Menuju sinar harapan
Kehidupan masa depan
Menuju kebahagian

Sahabat
Relung waktu telah lalu
Rindu hati ingin bertemu
Walau surya telah berlalu
Dirimu masih ku tunggu
Dalam paruh waktuku

Sahabat
Aku memuja seraya berdoa
Kesehatan dan keberkahan
Tetap menyertaimu
Bersama KuasaNya
Kau akan bahagia

Sahabat
Ketika hati ini bergeming
Gema Adzan berkumandang
Dikaulah yang membimbing
Ke Surau kecil desa
Bersujud kepadaNya
Hingga raga ini tenang

Sahabat
Sukma melemah
Jiwa berserah
Tak tahu arah
Terhentilah darah

Sahabat
Telah berujung riang
Gaung cinta persaudaraan
Telah kau tebarkan
Mengisi celah darah
Terpendam lubuk dalam

Sahabat
Lukisan kata tepat
Hembusan angin bertempat
Riasan duniawi bersifat
Dalam kota terpadat
Semoga masih sempat
Citra ini terdapat

Tentang Merpati

Kabar burung
Merpati lambang cinta
Namun buntung
Simpati betambang duka

Gosip pagi di televisi
Merpati jalinan asmara
Tapi kasih tak pasti
Saksi perjalanan murka

Lidah orang bersahutan
Merpati itu suci
Pindah sarang berbarengan
Bertelur
Menetas
Lalu jadi burung kawakan
Apa yang suci?
Dasar tukang kawin

Pebincangan datuk
Merpati simbol kemakmuran
Sampai dibuatnya aku suntuk
Tetap merpati binatang sembarangan

Ribuan mata terpaku
Merpati putih berkicau
Indah menurut mereka
Menanjakan telinga pendengarnya
Damai bagi kalian
Masih saja aku sendirian

Merpati
Enyalah dariku
Kau cuma berbakhti
Tak bisa berpadu
Cinta antara dia dan daku

Selasa, 18 Januari 2011

Humor

Pencinta alam

Badrun dan poli, 2 orang pencinta alam sedang menjelajah suatu hutan. Suatu ketika, Badrun yang kebelet kencing langsung menuntaskan hajatnya di semak-semak. Tapi betapa sialnya karena ia tidak melihat ada seekor ular kobra yang langsung mematuk penis Badrun.
Badrun langsung berteriak minta tolong kepada temannya. "Poli, penisku digigit ular kobra! Cepat ambil ponsel dan hubungi dokter, dan coba minta petunjuk!" ujar Badrun panik.
Poli segera menelepon dokter. "Tenangkan kawanmu, dia masih bisa ditolong asal kamu melakukan ini. Ambil pisau tajam, buatlah irisan berbentuk silang di sekitar luka bekas gigitan ular, lalu hisap keluar bisa ular dari penis si korban sampe betul-betul habis, ikat penisnya kuat-kuat untuk menahan pendarahannya dan langsung bawa ke dokter terdekat," jelas si dokter.
"Baik dok", kata Poli, "akan saya sampaikan". Badrun berkata dengan tidak sabar, "Jadi apa kata dokter?". Poli menjawab, "Maaf Badrun, tapi menurut dokter kamu sudah tak tertolong lagi dan akan mati."

Nasehat Rasulullah kepada Fatimah

Nasehat Rasulullah kepada Fatimah
* www.imamsutrisno.blogspot.com

* Nasehat Rasulullah kepada Fatimah

Suatu hari masuklah Rasulullah SAW menemui anakndanya Fatimah az-zahra rha. Didapatinya anakndanya sedang menggiling syair (sejenis bijirin) dengan menggunakan sebuah penggilingan tangan dari batu sambil menangis.

Rasulullah SAW bertanya pada anakndanya, "Apa yang menyebabkan engkau menangis wahai Fatimah? semoga Allah SWT tidak menyebabkan matamu menangis". Fatimah rha. berkata, "ayahanda, penggilingan dan urusan-urusan rumahtangga lah yang menyebabkan anaknda menangis".

Lalu duduklah Rasulullah SAW di sisi anakndanya. Fatimah rha melanjutkan perkataannya, "ayahanda sudikah kiranya ayahanda meminta 'Ali (suaminya) mencarikan anaknda seorang jariah untuk menolong anaknda menggiling gandum dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan di rumah?".

Mendengar perkataan anakndanya ini maka bangunlah Rasulullah SAW mendekati penggilingan itu. Beliau mengambil syair dengan tangannya yang diberkati lagi mulia dan diletakkannya di dalam penggilingan tangan itu seraya diucapkannya "Bismillaahirrahmaanirrahiim".

Penggilingan tersebut berputar dengan sendirinya dengan izin Allah SWT. Rasulullah SAW meletakkan syair ke dalam penggilingan tangan itu untuk anakndanya dengan tangannya sedangkan penggilingan itu berputar dengan sendirinya seraya bertasbih kepada Allah SWT dalam berbagai bahasa sehingga habislah butir-butir syair itu digilingnya.

Rasulullah SAW berkata kepada gilingan tersebut, "berhentilah berputar dengan izin Allah SWT", maka penggilingan itu berhenti berputar lalu penggilingan itu berkata-kata dengan izin Allah SWT yang berkuasa menjadikan segala sesuatu dapat bertutur kata. Maka katanya dalam bahasa Arab yang fasih, "ya Rasulullah SAW, demi Allah, Tuhan yang telah menjadikan engkau dengan kebenaran sebagai Nabi dan Rasul-Nya, kalaulah engkau menyuruh hamba menggiling syair dari Masyriq dan Maghrib pun niscaya hamba gilingkan semuanya. Sesungguhnya hamba telah mendengar dalam kitab Allah SWT suatu ayat yang berbunyi : (artinya)

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya para malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang dititahkan-Nya kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang dititahkan".

Maka hamba takut, ya Rasulullah kelak hamba menjadi batu yang masuk ke dalam neraka. Rasulullah SAW kemudian bersabda kepada batu penggilingan itu, "bergembiralah karena engkau adalah salah satu dari batu mahligai Fatimah az-zahra di dalam syurga". Maka bergembiralah penggilingan batu itu mendengar berita itu kemudian diamlah ia.

Rasulullah SAW bersabda kepada anakndanya, "Jika Allah SWT menghendaki wahai Fatimah, niscaya penggilingan itu berputar dengan sendirinya untukmu. Akan tetapi Allah SWT menghendaki dituliskan-Nya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan oleh Nya beberapa kesalahanmu dan diangkat-Nya untukmu beberapa derajat.

Ya Fatimah, perempuan mana yang menggiling tepung untuk suaminya dan anak-anaknya, maka Allah SWT menuliskan untuknya dari setiap biji gandum yang digilingnya suatu kebaikan dan mengangkatnya satu derajat.

Ya Fatimah, perempuan mana yang berkeringat ketika ia menggiling gandum untuk suaminya maka Allah SWT menjadikan antara dirinya dan neraka tujuh buah parit.

Ya Fatimah, perempuan mana yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisir rambut mereka dan mencuci pakaian mereka maka Allah SWT akan mencatatkan baginya ganjaran pahala orang yang memberi makan kepada seribu orang yang lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang yang bertelanjang.

Ya Fatimah, perempuan mana yang menghalangi hajat tetangga-tetangganya maka Allah SWT akan menghalanginya dari meminum air telaga Kautshar pada hari kiamat.

Ya Fatimah, yang lebih utama dari itu semua adalah keredhaan suami terhadap isterinya. Jikalau suamimu tidak redha denganmu tidaklah akan aku do'akan kamu. Tidaklah engkau ketahui wahai Fathimah bahwa redha suami itu daripada Allah SWT dan kemarahannya itu dari kemarahan Allah SWT?.

Ya Fatimah, apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya maka beristighfarlah para malaikat untuknya dan Allah SWT akan mencatatkan baginya tiap-tiap hari seribu kebaikan dan menghapuskan darinya seribu kejahatan. Apabila ia mulai sakit hendak melahirkan maka Allah SWT mencatatkan untuknya pahala orang-orang yang berjihad pada jalan Allah yakni berperang sabil.

Apabila ia melahirkan anak maka keluarlah ia dari dosa-dosanya seperti keadaannya pada hari ibunya melahirkannya dan apabila ia meninggal tiadalah ia meninggalkan dunia ini dalam keadaan berdosa sedikitpun, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman syurga, dan Allah SWT akan mengkurniakannya pahala seribu haji dan seribu umrah serta beristighfarlah untuknya seribu malaikat hingga hari kiamat.

Ya Fatimah, perempuan mana yang melayani suaminya dalam sehari semalam dengan baik hati dan ikhlas serta niat yang benar maka Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya semua dan Allah SWT akan memakaikannya satu persalinan pakaian yang hijau dan dicatatkan untuknya dari setiap helai bulu dan rambut yang ada pada tubuhnya seribu kebaikan dan dikurniakan Allah untuknya seribu pahala haji dan umrah.

Ya Fatimah, perempuan mana yang tersenyum dihadapan suaminya maka Allah SWT akan memandangnya dengan pandangan rahmat.

Ya Fatimah, perempuan mana yang menghamparkan hamparan atau tempat untuk berbaring atau menghias rumah untuk suaminya dengan baik hati maka berserulah untuknya penyeru dari langit(malaikat), "teruskanlah 'amalmu maka Allah SWT telah mengampunimu akan sesuatu yang telah lalu dari dosamu dan sesuatu yang akan datang".

Ya Fatimah, perempuan mana yang meminyakkan rambut suaminya dan janggutnya dan memotongkan kumisnya sertakukunya maka Allah SWT akan memberinya minuman dari sungai-sungai syurga dan Allah SWT akan meringankan sakratulmautnya, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman syurga serta Allah SWT akan menyelamatkannya dari api neraka dan selamatlah ia melintas di atas titian Sirat".

Dzikir

Dzikir Allah swt. berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang sebanyak banyaknya." (Q.s. Al Ahzab: 41).

Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. telah bersabda:
"Maukah kuceritakan kepadamu tentang amalmu terbaik dan paling bersih dalam pandangan Allah swt, serta orang yang tertinggi derajatnya di antaramu, yang lebih baik dari menyedekahkan emas dan perak serta memerangi musuh-musuhmu dan memotong leher mereka, dan mereka juga memotong lehermu?" Para sahabat bertanya, "Apakah itu, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Dzikir kepada Allah swt." (H.r. Baihaqi).

Diriwayatkan oleh Anas bin Malik na, bahwa Rasulullah saw. 'bersabda:
"Hari Kiamat tidak akan datang kepada seseorang yang mengucap 'Allah, Allah'." (H.r. Muslim).

Anas r.a. juga menuturkan, bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"Kiamat tidak akan datang sampai lafazh 'Allah, Allah' tidak lagi disebut-sebut di muka bumi." (H.r. Tirmidzi).

Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq berkata, "Dzikir adalah tiang penopang yang sangat kuat atas jalan menuju Allah swt. Sungguh, ia adalah landasan bagi tharikat itu sendiri. Tidak seorang pun dapat mencapai Allah swt, kecuali dengan terus-menerus dzikir kepada-Nya."

Ada dua macam dzikir; Dzikir lisan dan dzikir hati. Si hamba mencapai taraf dzikir hati dengan melakukan dzikir lisan. Tetapi dzikir hatilah yang membuahkan pengaruh sejati. Manakala seseorang melakukan dzikir dengan lisan dan hatinya sekaligus, maka ia mencapai kesempurnaan dalam suluknya.
Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq berkomentar, "Dzikir adalah tebaran kewalian. Seseorang yang dianugerahi keberhasilan dalam dzikir berarti telah dianugerahi taburan itu, dan orang yang tidak dianugerahinya berarti telah dipecat. "

Dikatakan bahwa pada awal perjalanannya, Dulaf asy-Syibly biasa berjalan dijalan raya setiap hari dengan membawa seikat cambuk di punggungnya. Setiap kali kelalaian memasuki hatinya, ia akan melecut badannya sendiri dengan cambuk sampai cambuk itu patah. Kadang-kadang bekal cambuk itu habis sebelum malam tiba. Jika demikian, ia akan memukulkan tangan dan kakinya ke tembok manakala kelalaian mendatanginya.

Dikatakan, "Dzikir hati adalah pedang para pencari yang dengannya mereka membantai musuh dan menjaga diri dari setiap ancaman yang tertuju kepada mereka. Jika si hamba berlindung kepada Allah swt. dalam hatinya, maka manakala kegelisahan membayangi hati untuk dzikir kepada Allah swt, semua yang dibencinya akan lenyap darinya seketika itu juga."

Ketika al-Wasithy ditanya tentang dzikir, menjelaskan, "Dzikir berarti meninggalkan bidang kealpaan dan memasuki bidang musyahadah mengalahkan rasa takut dan disertai kecintaan yang luar biasa. "
Dzun Nun al-Mishry menegaskan, "Seorang yang benar-benar dzikir kepada Allah akan lupa segala sesuatu selain dzikirnya. Allah akan melindunginya dari segala sesuatu, dan ia diberi ganti dari segala sesuatu."

Abu Utsman ditanya, "Kami melakukan dzikir lisan kepada Allah swt, tapi kami tidak merasakan kemanisan dalam hati kami?" Abu Utsman menasihatkan, "Memujilah kepada Allah swt. karena telah menghiasi anggota badanmu. dengan ketaatan."

Sebuah hadis yang masyhur menuturkan, bahwasanya Rasulullah saw. mengajarkan: "'Apabila engkau melihat surga, maka merumputlah kamu semua di di dalamnya." Ditanyakan kepada bellau, "Apakah taman surga itu, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Yaitu kumpulan orang-orang yang sedang melakukan dzikir kepada Allah." (H.r. Tirmidzi).

Jabir bin Abdullah menceritakan, "Rasulullah saw. mendatangi kami dan beliau bersabda:
"Wahai ummat manusia, merumputlah di padang taman surga!" Kami bertanya, "Apakah taman surga itu?' Beliau menjawab, "Majelis orang melakukan dzikir." Beliau bersabda, "Berjalanlah dipagi dan petang hari, dengan berdzikir. Siapapun yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah swt, melihat pada derajat mana kedudukan Allah swt. pada dirinya. Derajat yang diberikan Allah kepada hamba-Nya sepadan dengan derajat dimana hamba mendudukkan-Nya dalam dirinya." (H.r. Tirmidzi, juga riwayat darl Abu Hurairah).

Asy-Syibly berkata, "Bukankah Allah swt. telah berfirman, 'Aku bersama yang duduk berdzikir kepada-Ku'. "Manfaat apa, wahai manusia dari orang yang duduk dalam majelis Allah swt.?" Lalu ia bersyair berikut: Aku mengingat-Mu bukan karena aku lupa pada-Mu sesaat; Sedang bagian yang paling ringan adalah dzikir lisanku. Tanpa gairah rindu aku mati karena cinta, Hatiku bangkit dalam diriku, bergetar, ketika wujd memperlihatkan Engkau adalah hadirku, Kusaksikan Diri-Mu di mana saja, Lalu aku bicara kepada yang ada, tanpa ucapan, Dan aku memandang yang kulihat, tanpa mata.

Di antara karakter dzikir adalah, bahwa dzikir tidak terbatas pada waktu-waktu tertentu, kecuali si hamba diperintah untuk berdzikir kepada Allah di setiap waktu, entah sebagai kewajiban ataupun sunnah saja. Akan tetapi, shalat sehari-hari, meskipun merupakan amal ibadat termulia, dilarang pada waktu-waktu tertentu. Dzikir dalam hati bersifat terus-menerus, dalam kondisi apa pun. Allah swt. berfirman:
"Yaitu orang orang yang dzikir kepada Allah, baik sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring (tidur)." (Q.s. Ali Imran: 191).
Imam Abu Bakr bin Furak mengatakan, "Berdiri berarti menegakkan dzikir yang sejati, dan duduk berarti menahan diri dari sikap berpura-pura dalam dzikir."

Syeikh Abu Abdurrahman bertanya kepada Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq, "Manakah yang lebih baik, dzikir ataukah tafakur? Bagaimana yang lebih berkenan bagimu?" Beliau berkata, "Dalam pandanganku, dzikir adalah lebih baik dari tafakur, sebab Allah swt. menyifati Diri-Nya sebagai Dzikir dan bukannya fikir. Apa pun yang menjadi sifat Allah adalah lebih baik dari sesuatu yang khusus bagi manusia." Maka Syeikh Abu Ali setuju dengan pendapat yang bagus ini.

Muhammad al-Kattany berkata, "Seandainya bukan kewajibanku untuk berdzikir kepada-Nya, tentu aku tidak berdzikir karena mengagungkan-Nya. Orang sepertiku berdzikir kepada Allah swt.? Tanpa membersihkan mulutnya dengan seribu tobat karena berdzikir kepada-Nya!"
Saya mendengar Syeikh Abu Ali menuturkan syair:
Tak pernah aku berdzikir kepada-Mu
melainkan hatiku, batinku serta ruhku mencela diriku.
Sehingga seolah-olah si Raqib dari-Mu berbisik padaku,
'Waspadalah, celakalah engkau. Waspadalah terhadap dzikir!"

Salah satu sifat khas dzikir adalah, bahwa Dia memberi imbalan dzikir yang lain. Dalam firman-Nya:
"Dzikirlah kepada-Ku, niscaya Aku akan dzikir kepadamu." (Q.s. Al Baqarah: 152).

Sebuah hadis menyebutkan bahwa Jibril as. mengatakan kepada Rasulullah saw, bahwasanya Allah swt. telah berfirman, "Aku telah memberikan kepada ummatmu sesuatu yang tidak pernah Kuberikan kepada ummat yang lain." Nabi saw. bertanya kepada Jibril, "Apakah pemberian itu?" Jibril menjawab, "Pemberian itu adalah firman-Nya, 'Berdzikirlah kepada-Ku, niscaya Aku akan akan berdzikir kepadarnu.' Dia belum pernah memfirmankan itu kepada ummat lain yang mana pun."

Dikatakan, "Malaikat maut minta izin dengan orang yang berdzikir sebelum mencabut nyawanya."
Tertulis dalam sebuah kitab bahwa Musa as. bertanya, "Wahai Tuhanku, di mana Engkau tinggal?" Allah swt. berfirman, "Dalam hati manusia yang beriman." Firman ini merujuk pada dzikir kepada Allah, yang bermukim di dalam hati, sebab Allah Maha Suci dari setiap bentuk "tinggal" dan penempatan. "Tinggal" yang disebutkan di sini hanyalah dzikir yang tetap dan sekaligus menjadikan dzikir itu sendiri kuat.

Ketika Dzun-Nun ditanya tentang dzikir, ia menjelaskan, "Dzikir berarti tiadanya ingatan pelaku dzikir terhadap dzikirnya." Lalu ia membacakan syair:
Aku banyak berdzikir kepada-Mu bukan karena
aku telah melupakan-Mu;
Itu hanyalah apa yang mengalir dari lisanku.

Sahl bin Abdullah mengatakan, "Tiada sehari pun berlalu, kecuali Allah swt. berseru, 'Wahai hamba-Ku, engkau telah berlaku zalim kepada-Ku. Aku mengingatmu, tapi engkau melupakan-Ku. Aku menghilangkan penderitaanmu, tapi engkau terus melakukan dosa. Wahai anak Adam, apa yang akan engkau katakan besok jika engkau bertemu dengan Ku'?"
Abu Sulaiman ad-Darany berkata, "Di surga ada lembah-lembah di mana para malaikat menanam pepohonan, ketika seseorang mulai berdzikir kepada Allah. Terkadang salah seorang malaikat itu berhenti bekerja dan teman-temannya bertanya kepadanya, 'Mengapa engkau berhenti?' Ia menjawab, 'Sahabatku telah kendor dzikirnya'. "

Dikatakan, "Carilah kemanisan dalam tiga hal: shalat, dzikir dan membaca Al-Qur'an. Kemanisan hanya dapat ditemukan di sana, atau jika tidak sama sekali, maka ketahuilah bahwa pintu telah tertutup.

Ahmad al-Aswad menuturkan, "Ketika aku sedang melakukan perjalanan bersama Ibrahim al-Khawwas, kami tiba di suatu tempat yang dihuni banyak ular. Ibrahim al-Khawwas meletakkan kualinya dan duduk, begitupun denganku. Ketika malam tiba dan udara menjadi dingin, ular-ular itu pun berkeliaran. Aku berteriak kepada Syeikh, lalu berkata, 'Dzikirlah kepada Allah!' Aku pun berdzikir, dan ular-ular itu akhirnya pergi menjauh. Kemudian mereka datang lagi. Aku berteriak lagi kepada Syeikh, dan beliau menyuruhku berdzikir lagi. Hal itu berlangsung terus sampai pagi. Ketika kami bangun, Syeikh berdiri dan meneruskan perjalanan, dan aku pun berjalan menyertainya. Tiba-tiba seekor ular besar jatuh dari kasur gulungnya. Kiranya semalam ular itu telah tidur bergulung bersama beliau. Aku bertanya kepada Syeikh, Apakah Anda tidak merasakan adanya ular itu?' Beliau menjawab, "Tidak. Sudah lama aku tidak merasakan tidur nyenyak seperti tidurku semalam'."

Abu Utsman berkata, "Seseorang yang tidak dapat merasakan keganasan alpa, tidak akan merasakan sukacita dzikir."
As-Sary menegaskan, "Tertulis dalam salah satu kitab suci, 'Jika dzikir kepada-Ku menguasai hamba-Ku, maka ia telah asyik kepada-Ku dan Aku pun asyik kepadanya'." Dikatakan pula, "Allah mewahyukan kepada Daud as, 'Bergembiralah dengan-Ku dan bersenang-senanglah dengan dzikir kepada-Ku'!"

Ats-Tsaury mengatakan, "Ada hukuman atas tiap-tiap sesuatu, dan hukuman bagi seorang ahli ma'rifat adalah terputus dari dzikir kepada-Nya."
Tertulis dalam Injil, "Ingatlah kepada-Ku ketika engkau dipengaruhi oleh kemarahan, dan Aku akan ingat kepadamu ketika Aku marah. Bersikap ridhalah dengan pertolongan-Ku kepadamu, sebab itu lebih baik bagimu dari pertolonganmu kepada dirimu sendiri. "

Dikatakan, 'Apabila dzikir kepada-Nya menguasai hati manusia dan setan datang mendekat, maka ia akan menggeliat-geliat di tanah seperti halnya manusia menggeliat-geliat manakala setan-setan mendekatinya. Apabila ini terjadi, maka semua setan akan berkumpul dan bertanya, Apa yang telah terjadi atas dirinya?' Salah seorang dari mereka akan menjawab, 'Seorang manusia telah menyentuhnya'."
Sahl berkata, "Aku tidak mengenal dosa yang lebih buruk dari lupa kepada Allah swt."

Dikatakan bahwa malaikat tidak membawa dzikir batin seorang manusia ke langit, sebab ia sendiri bahkan tidak mengetahuinya. Dzikir batin adalah rahasia antara si hamba dengan Allah swt.
Salah seorang Sufi menuturkan, "Aku mendengar cerita tentang seorang, laki-laki yang berdzikir di sebuah hutan. Lalu aku pergi menemuinya. Ketika ia sedang duduk, seekor binatang buas menggigitnya dan mengoyak dagingnya. Kami berdua pingsan. Ketika ia siuman, aku bertanya kepadanya tentang hal itu, dan ia berkata kepadaku, Binatang itu diutus oleh Allah. Apabila engkau kendor dalam berdzikir kepada-Nya, ia datang kepadaku dan menggigitku sebagaimana yang engkau saksikan'."

Abdullah Al-jurairy mengabarkan, "Di antara murid-murid kami ada seorang laki-laki yang selalu berdzlkir dengan mengucap 'Allah, Allah.' Pada suatu hari sebatang cabang pohon patah dan jatuh menimpa kepalanya. Kepalanya pun pecah dan darah mengalir ke tanah membentuk kata-kata 'Allah, Allah'."
                                                                                                                                    Dzikir              

       Syeikh Abul Qasim al-Qusyairy ardi                                               www.imamsutrisno.blogspot.com 

Berapa Besar Bobot Sebuah Doa ?

Berapa Besar Bobot Sebuah Doa ? Louise Redden, seorang ibu kumuh dengan baju kumal, masuk ke dalam sebuah supermarket. Dengan sangat terbata-bata dan dengan bahasa yang sopan ia memohon agar diperbolehkan mengutang. Ia memberitahukan bahwa suaminya sedang sakit dan sudah seminggu tidak bekerja. Ia memiliki tujuh anak yang sangat membutuhkan makan.

John Longhouse, si pemilik supermarket,mengusir dia keluar. Sambil terus menggambarkan situasi keluarganya, si ibu terus menceritakan tentang keluarganya.
"Tolonglah, Pak, Saya janji akan segera membayar setelah aku punya uang." John Longhouse tetap tidak mengabulkan permohonan tersebut.
"Anda tidak mempunyai kartu kredit, anda tidak mempunyai garansi," alasannya.
Di dekat counter pembayaran, ada seorang pelanggan lain, yang dari awal mendengarkan percakapan tadi. Dia mendekati keduanya dan berkata :
"Saya akan bayar semua yang diperlukan Ibu ini."
Karena malu, si pemilik toko akhirnya mengatakan,
"Tidak perlu,Pak. Saya sendiri akan memberikannya dengan gratis. Baiklah, apakah ibu membawa daftar belanja ?"
"Ya, Pak. Ini," katanya sambil menunjukkan sesobek kertas kumal.
"Letakkanlah daftar belanja anda di dalam timbangan, dan saya akan memberikan gratis belanjaan anda sesuai dengan berat timbangan tersebut."

Dengan sangat ragu-ragu dan setengah putus asa, Louise menundukkan kepala sebentar, menuliskan sesuatu pada kertas kumal tersebut, lalu dengan kepala tetap tertunduk, meletakkannya ke dalam timbangan. Mata Si pemilik toko terbelalak melihat jarum timbangan bergerak cepat ke bawah. Ia menatap Pelanggan yang tadi menawarkan si ibu tadi sambil berucap kecil,
"Aku tidak percaya pada yang aku lihat." Si pelanggan baik hati itu hanya tersenyum.
Lalu, si ibu kumal tadi mengambil barang-barang yang diperlukan, dan disaksikan oleh pelanggan baik hati tadi, si Pemilik toko menaruh belanjaan tersebut pada sisi timbangan yang lain. Jarum timbangan tidak kunjung berimbang, sehingga si ibu terus mengambil barang-barang keperluannya dan si pemilik toko terus menumpuknya pada timbangan, hingga tidak muat lagi.

Si Pemilik toko merasa sangat jengkel dan tidak dapat berbuat apa-apa. Karena tidak tahan, Si pemilik toko diam-diam mengambil sobekan kertas daftar belanja si ibu kumal tadi. Dan ia-pun terbelalak. Di atas kertas kumal itu tertulis sebuah doa pendek :
"Tuhan, Engkau tahu apa yang hamba perlukan. Hamba menyerahkan segalanya ke dalam tanganMu."
Si Pemilik Toko terdiam. Si Ibu, Louise, berterimakasih kepadanya, dan meninggalkan toko dengan belanjaan gratisnya. Si pelanggan baik hati bahkan memberikan selembar uang 50 dollar kepadanya.

Si Pemilik Toko kemudian mencek dan menemukan bahwa timbangan yang dipakai tersebut ternyata rusak. Ternyata memang hanya Tuhan yang tahu bobot sebuah doa.

KEKUATAN SEBUAH DOA
Segera setelah anda membaca cerita ini, ucapkanlah sebuah doa. Hanya itu.
Stop pekerjaan anda sekarang juga dan ucapkan sebuah doa untuk dia yang telah mengirimkannya kepada anda.
Lalu, kirimkan cerita ini melalui e-mail ini kepada setiap orang atau sahabat yang anda kenal. Biarlah jaringan ini tidak terputus, karena DOA ADALAH HADIAH TERBESAR DAN TERINDAH YANG KITA TERIMA. Tanpa biaya, tetapi penuh daya guna.

Penumpang Wanita Misterius Tengah Malam

Penumpang Wanita Misterius Tengah Malam
Astaga!Misteri-Kejadian ini sudah lama terjadi. sekitar tahun 1998 pasca kerusuhan. Saat itu saya sedang dalam perjalanan pulang dari kampus yang terletak di kawasan Jakarta Pusat sedangkan rumah saya berada di Sawangan, Depok.
Waktu itu, pikiran saya memang sedang kosong karena siangnya bekerja cukup lelah di sebuah showroom mobil kemudian malamnya harus kuliah. Apalagi setelah jam kuliah berakhir, saya dan teman-teman masih kongkow-kongkow di rumah teman yang kebetulan tidak jauh letaknya dari kampus.

Biasanya saya pulang naik kereta terakhir dari stasiun Cikini, tapi pada hari kamis itu saya terpaksa membawa mobil karena siangnya saya ada meeting dengan customer. Saat itu, jam menunjukkan pukul 23.30 ketika saya pamit pulang dengan diiringi cemoohan dari teman-teman yang lain.

"Bences aja pulang pagi," begitu kata mereka. "Sori man gue capek banget, pengen istirahat nih." "Iye deh, ati-ati udah malem ntar ada yang numpang" canda temanku yang punya rumah."Biarin, apalagi kalo cewek gue ajak tidur sekalian," jawabku sekenanya yang disambut tawa teman-teman yang lain akhirnya dengan menguap beberapa kali aku jalankan mobilku menuju Depok.

Jam sudah menunjukkan pukul 00.30 pada saat saya melewati jalan yang kanan kirinya masih banyak pohon rimbun dan tanah lapang yang luas. Hanya kurang sekitar 2 km lagi saya sampai di rumah. Tiba-tiba saya merasakan bulu kuduk merinding dari ujung kepala sampai ujung kaki dan udara dalam mobilku sontak menjadi lebih dingin.

Spontan saya meraih tombol AC untuk mengurangi dingin. Pas saat itulah saya melihat sesosok wanita berambut panjang berumur sekitar 25 tahunan dengan baju terusan putih compang-camping dipenuhi bercak darah duduk di jok sebelah saya. Saya langsung istighfar dan membaca ayat-ayat Al Quran yang saya bisa, tapi sosok itu tetap berada di sana.

Kemuddian ketika saya mengintip ke spion dalam, saya juga melihat ada 3 banyangan hitam laki-laki duduk di jok belakang dan saya merasakan saat itu juga mobil saya bertambah berat lajunya. "Maafkan kalau saya mengganggu Anda sekalian dan sekarang saya minta anda semua turun dari mobil saya" kataku dalam hati sambil tetap berdoa.

Kemuidan satu persatu bayangan itu turun tinggal sosok wanita yang di sebelahku saja yang masih betah menemani sampai rumah. Kemudian mobil langsung saya masukkan ke garasi dan mesin langsung saya matikan tapi saya tidak langsung turun. Dengan mengumpulkan keberanian, saya hanya berucap dalam hati semoga mahluk ini cepat pergi.

Tak lama kemudian dengan diiringi senyum dari wajah yang pucat dan penuh bercak darah, mahluk itu menghilang, hanya meninggalkan asap putih yang keluar melalui jendela mobil. Saya tak henti-hentinya berucap syukur kepada Allah Swt karena dijauhkan dari godaan mahluk halus.(seperti dikisahkan palopov)

Diambil dari www.astaga.com

Misteri Hantu Taratih

Misteri Hantu Taratih
Kejadian ini sudah berlangsung cukup lama saat itu aq baru bisa-bisanya naik motor, biasa orang baru bisa suka coba-coba. Saat itu malam minggu nga ada bulan sepupuku kebetulan main kerumah dan bawa motor kawak tua. Iseng-iseng aku pinjem pengen nyobain gitu....

Dari desaku ke desa sebelah jaraknya sekitar 7km jalan aspal agak mulus sih nga banyak lobang. Antara perbatasan desa ada satu area pesawahan yang cukup angker dan terkenal sering ada penampakan namanya "Taritih". Nga tau kenapa dinamain gitu aq pacu motor dengan kencang dan perasaan senang pada saat melewati daerah yang ada batu besarnya tiba-tiba..........blep... lampu motorku mati.

Dengan perasaan nga karuan dan gugup serta takut kutancap gas motorku nga mikir gelap untungnya aku masih bisa lihat jalan karena udah deket desa sebelah .... sampai didesa sebelah aku coba periksa lampu motorku jangan-jangan kebakar gitu...saat aku tepok2 rumah lampu eh....nyala lagi aneh....dari situ mulai perasaan takut menyelimuti perasaanku, soalnya kalo aku kembali ke desaku pasti melewati pesawaan itu lagi hi hi hi hi....takuuuut....

Dengan perasaan takut dan ngeri aku nekat kembali ke desaku sepanjang perjalanan tak henti2nya aku komat kamit kaya dukun...pada saat melewati batu besar itu lagi aku ga berani noleh kanan kri detak jantungku ga karuan....hi...hi... setelah lewat batu besar itu aku langsung tancap gas pulang ke rumah.....

Itulah pengalamanku, dan memang katanya didaerah itu selain banyak monyetnya juga sering ada penampakan perempuan dan cahaya putih kemerahan......

Diambil dari www.astaga.com

Pergilah Cinta

Waktu terasa begitu cepat jalannya. Sebentar lagi dia akan berusia 35 tahun. Dan teman-teman lainya sudah asik menimang-nimang anak. Di dalam hati ada kesepian yang sangat. sebenarnya akupun membutuhkan perhatian dan cinta. Namun aku takut memulai. Tak banyak wanita yang ku kenal di sekeliling hidupku. mungkin aku telah patah arang.
Benar kata orang, bila wanita putus cinta, mereka akan bertambah cantik dan bertambah gaya. Bila pria putus cinta makin kusam, hidup ngak teratur dan tampang makin jelek. Itulah yang terjadi pada ku. dalam Masa 3 tahun bersama Wina hilang begitu saja, saat Wina mengabarkan dia menerima tunangan dari mamanya. Baginya itu adalah alasan yang dibuat-buat.
"Wahai jiwa yang berada di dalam rasa dan diriku, apakah aku terlalu banyak berdialog dengan diriku sehingga aku kurang mampu berkomunikasi dengan lingkunganku ? Apakah aku adalah orang yang selalu berpikir picik dalam kehidupan ini? Apakah aku terlalu egois terhadap diriku sendiri?" pertanyaan batin ini menyeruak dan bermain dalam lamunan hati aku pun bertambah hancur.
Ini adalah cinta ke 2 yang kandas. Satu tahun aku menjadi kacau sampai-sampai aku pernah hampir di PHK dari pekerjaan. Sebab jarang masuk kerja dan kalaupun masuk ngak ada kerjaan yang beres pada waktunya. Untunglah atasanku sangat baik padaku dan sering memberi semangat hidup. Kebiasaan minum di bar sudah setahun ini dia hentikan. Dan dia tidak pernah bikin malu lagi dengan teller di bar atau di jalanan.
sering Gelap dalam pikiranku tak seperti terangnya sinar matahari. Kulihat cahayanya menyilaukan mata, panasnya membuat dahi mengeluarkan keringat. Aku hanya bisa mengusap keringat itu dengan lenganku sebagai tanda bahwa aku kelelahan. Mana sempat aku bawa sapu tangan dari rumah dengan kondisiku saat itu. "Ya Allah, sepertinya aku tak sanggup lagi menahan semua ini," begitulah gelora dalam batinku.
*****************
Pukul tujuh sore telah tiba, aku pun buru-buru pulang untuk menepati janjiku harus bertemu dengan wina di sebuah resto favoritku. Dan Kamipun duduk berdua di sebuah meja makan. Untuk makan malam.
Cahaya lampu neon berubah wujud wina menjadi bidadari cantik, menggetarkan hati ku. Begitulah kiranya hasil proyektor otak ku. Kulitnya yang putih tak mungkin terbakar oleh sinar itu, , saat-saat seperti ini hatiku
membutuhkanmu untuk memadamkan asmara yang kian memuncak ketika aku merindukanmu setelah 3 tahun berlalu. Isi hatiku pun tak mampu keluar dari mulutka. Ah, yang bisa dilakukannya hanya diam, bicara hanya mampu melalui mimpi atau saat Ia lagi sendiri.
Wina ternyata telah berubah, makin gemuk dan wajahnya tak secantik dulu. Ada raut penderitaan di bola matanya. Setelah selesai makan merekapun bicara ke inti persoalan. Tak terasa ada air mata di wajah Wina. aku pun mendadak terharu. Cerita yang dia lontarkan cukup mengagetkan ku. Aku berpikir Wina pasti bahagia hidupnya.
Ternyata tak seperti perkiraanku. Suaminya ternyata seorang don juan. Punya banyak simpanan wanita. Jarang pulang dan kalau pulang pun hanya pertengkaran yang ada. Sejak anak pertamanya lahir suaminya berubah. Kasar dan suka memukul.
aku hanya terdiam dan tak sanggup berkata. aku adalah orang lain sekarang bagi Wina. Dan semuanya tak akan bisa kembali seperti dulu. aku sadar, tak baik bagiku menjadi orang ketiga di keluarga wina. Itu akan menambah persoalan baru.
Lamunanku kembali buyar.wina menyadarkan aku, mungkin karena hatiku menghibur diriku yang selalu kesepian ini, membuatku dapat tersenyum cerah tanpa beban dihadapan wina.
"Gus..maafkan Wina ya. Wina telah menghancurkan hati kamu, dalam hati kecil Wina, Wina masih mencintai kamu. Dan tak akan hilang sampai kapan pun, terimakasih kamu telah mau menemani malam ini." Wina pun mencium pipiku sebelum berlalu naik taxi pulang.
Tanpa terasa hari sudah kian malam, dan selama dalam perjalanan pulang, aku tak henti-hentinya bersyukur. Waktu yang sempit sekali pun harus kusyukur. Rembulan malam tepat berada di tengah-tengah ketika nada-nada itu tiba-tiba lenyap digantikan keheningan yang luar biasa. Keheningan yang membawaku menyadari ternyata aku benar-benar sendiri, dan aku yang telah terbiasa sendiri ini menjadi ketakutan, bukan takut karena aku seorang diri disini, tapi takut dengan kesendirianku yang selalu menyendiri, seperti sekarang ini. Aku tetap terdiam merenungi kesendirianku, kenapa aku selalu ingin sendiri ? dan berulang kali aku mencoba untuk bisa hidup dengan orang lain ternyata tetap tidak nyaman tidak seperti ketika aku sendiri. Mungkin aku selalu merindukan kesendirianku.
Aku termenung…aku tak tahu mesti berkata apa. aku pada posisi yang salah. Bagaimanapun rasa suka masih ada. Tapi cinta nya telah hilang buat Wina.Saat aku pulang samar-samar di radio di mobilku terdengar lagu dari "Selamat jalan kekasih... Manis yang berujung perih...Kisah ini terlalu indah tuk jalani ini semua". Tanpa sadar air mataku menetes di pipi. "Tuhan…kuatkan iman hamba" aku berdoa. Dan aku sadari aku pun tidak bisa memiliki wina ku lagi.. pergilah biarkan ku nikmati indah dirimu hanya dalam bayang-bayang sepi.
Aku terus berdoa kepada Allah. "Ya Allah sesungguhnya aku ini lemah, maka kuatkanlah aku dan aku ini hina maka muliakanlah aku dan aku fakir maka kayakanlah aku wahai Dzat yang Maha Pengasih. Biarkan aku ikhlas dalam melepas Wina. Takdirmu adalah nyata segalanya bagiku. Pergilah cinta dengan rasa yang selalu kujaga. Raihlah hidupmu. Bukankah cinta tidak harus selalu memiliki?" Hanya pikiran itu yang ada di benakku kini.

Cerita ini hanya fiktif belaka, jika terdapat kesamaan nama dan kisah adalah tidak disengaja.

Depok 3 April 2008

Sehelai Surat Dari Kekasihku

“Aku ingin putus”. Kalimat tersebut meluncur begitu saja dari bibir mungilnya. Kupandangi wajahnya dengan penuh tanya, tak dapat kusembunyikan kerut di dahiku. Aku kaget. Rasanya, hubungan kami baik-baik saja, setidaknya kami tidak bertengkar dalam satu bulan terakhir. Hmm sebentar, sepertinya, sudah lama sekali kami tidak ribut. Tidak ada yang salah kan?
“Kenapa?”  tanyaku kebingungan. Dia masih menunduk dan sepertinya tidak berniat mengangkat kepalanya atau menjawab pertanyaanku. Kami membisu. Lama…
“Kamu nggak mencintaiku”. Akhirnya, gadisku membuka suara. Namun, suaranya yang lembut itu malah menuturkan kepedihan yang mendalam. Siapa bilang aku tidak mencintainya?
Bidadariku, impianku… Dia persis seperti apa yang kuimpikan selama ini, satu-satunya gadis yang bisa memenuhi segala inginku. Dia cantik, lembut, pintar, dan sangat menghormatiku. Laki-laki mana yang tidak mencintai wanita demikian?
“Aku mencintaimu, sayangku. Ada apa denganmu? Aku bingung”. Sungguh aku bingung, dari mana dia mendapatkan ide gila seperti ini. Aku sungguh-sungguh mencintainya. Ya Tuhan, apa yang terjadi?
“Sebaiknya kamu pulang dulu”. Kembali dia bersuara. Menyuruhku pulang. Aneh, biasanya, dia tidak pernah memintaku pulang sebelum aku sendiri ingin pulang. Kupandangi pucuk kepalanya, masih juga menumpukan pandangannya pada rerumputan di halaman pondokannya. Tempat biasanya kami menghabiskan waktu bersama sambil memainkan gitar bututku dan menyanyikan lagu cinta baginya. Dia akan mendengarkan dengan seksama, tak berkedip, hanya diam seakan terbawa suasana roman tersebut.
Kukecup puncak kepalanya, sama seperti biasanya ketika aku ingin pulang. Kekasihku masih tak bereaksi. Kulangkahkan kakiku ke luar pekarangan. Kepalaku penuh dengan dugaan. Biasanya, dia tidak pernah membantahku, dia menghormatiku, mendengarkan kata-kataku dengan penuh perhatian. Aneh sekali…
“Ga, ada surat di meja, dari Intan”. Benny teman pondokanku menunjuk ke meja. Di sana tergeletak sebuah amplop putih, tertera namaku dengan jelas. ADIRANGGA PERMANA. Tulisan tangan yang sagat kukenal, kekasihku, DEWI INTAN PRASETYA. Lekas kurenggut surat tersebut dari meja, kubawa ke kamar.
Dear Angga,
Telah kulewati saat-saat manis bersamamu, aku sungguh-sungguh mencintaimu. Terima kasih telah memenuhi impianku memiliki seorang pangeran yang melindungiku, memegang tanganku di saat kujatuh dan menyanyikan lagu-lagu cinta yang indah.
Kusadari beberapa saat kemudian, aku begitu mencintaimu; hanya, aku tdak cukup yakin kau mencintaiku sebesar aku mencintaimu. Aku hanyalah bayangan bagimu, yang bisa kau atur sedemikian rupa sesuai dengan keinginanmu.
Awalnya kupikir, dirimu adalah sang pangeran yang melindungiku. Tapi, akhirnya, yang kurasakan hanyalah kungkunganmu yang yang terlalu mengikat. Aku tidak boleh bicara pada si A karena dia bisa melukaiku, si B tidak bisa menjaga rahasia, atau si C terlalu egois. Aku tidak pernah pergi ke mana pun selain bersamamu.
Awalnya, kupikir dirimu ada untuk memegang tanganku ketika kujatuh. Namun, pada akhirnya, pergelangan tanganku terasa sakit karena kau bukan hanya memegang, tapi juga mencekal tanganku dengan sangat keras.
Kau tidak suka kepada gadis yang lemah. Menangis adalah simbol kelemahan menurutmu. Aku tidak boleh menangis, bahkan ketika aku merasa sangat sakit.
Kau nyanyikan lagu-lagu cinta yang indah hanya karena kau ingin ada yang mendengarkan nyanyianmu. Kau tidak pernah menanyakan apakah aku menyukai lagu yang sedang kau lantunkan. Atau apakah aku sedang ingin mendengarmu bernyanyi? Atau, apakah aku sedang ingin kita pergi ke suatu tempat berdua? Semua keputusan ada di tanganmu.
Ah, semuanya terasa begitu indah, namun aku tidak tahan. Sungguh Angga, aku tergila-gila kepadamu. Tapi, rupanya, cinta saja tidak cukup. Tidak cukup jika orang yang kita cintai perlahan-lahan membuat kita kehilangan diri kita yang sebenarnya. Aku menjadi kekasihmu yang penurut tanpa keinginan sendiri.
Maafkan aku… Aku ingin menentukan jalanku sendiri. Maaf, sekali lagi maaf…
Termangu kupandangi helaian surat terakhir kekasihku. Rupanya demikian baginya.
Terbangun, kusadari jemariku masih menggenggam kuat surat Intan. Lusuh dan tak berbentuk surat lagi. Kupandangi surat itu sekali lagi. Masih kuterdiam, tak ada kata yang muncul dalam benakku. Otakku serasa lumpuh total, kaku.
Beranjak aku menuju kamar mandi. Kuguyurkan banyak-banyak air ke kepalaku, siapa tahu dapat menjernihkan pikiranku, melepaskanku dari kelumpuhan otak dan membuatku melihat masalah ini lebih jelas.
Bayangan Intan menari-nari dalam pikiranku. Tawanya saat kali pertama kami bertemu membuatku jatuh cinta, secantik bidadari. Dalam hati aku berjanji tidak akan membuatnya menangis, dia akan selalu tertawa bersamaku.
Akhirnya, kami berbicara tentang banyak keputusan demi kebaikannya. Ah, sebenarnya bukan kami yang bicara. Tapi aku. Intan mendengarkan saja. Kupikir, dia pendiam dan jarang bicara, dia banyak tersenyum. Yah, tak pernah kudapati lagi tawa selepas pertermuan pertama kami dulu. Salahkukah atas semua yang berubah pada Intanku, bidadariku?
Dear Intan kekasihku,
Bukan karena aku tidak cukup mencintaimu… Sebaliknya, aku sangat mencintaimu, tergila-gila kepadamu sampai tak kusadari bahwa segala usahaku telah melukaimu sedemikian perihnya.
Cinta tidak pernah salah, Tan. Hanya egoisme manusia saja yang menodai cinta, seperti aku sekarang. Egoismeku membuatku mencintaimu dengan cara yang salah.
Kusadari segalanya sekarang, Sayang… Maafkan aku. Beribu maaf karena telah melukaimu… Terima kasih telah menyadarkanku dari tidur panjang, tidur beralas dan berbantalkan tangis dan kepedihanmu.
Dalam hidupku, kau tetaplah bidadariku… Dirimulah satu-satunya bidadari yang berkenan menjejakkan kaki dalam hidupku dan membuat hidupku tidak akan pernah sama lagi.
Kuiringi langkahmu dengan doa, bukan berarti aku tidak mencintaimu lagi. Masih… aku masih mencintaimu, tapi kuhormati keputusanmu. Langkah kecilku untuk mewujudkan kebahagiaanmu, melihat tawa lepasmu lagi, walaupun dari kejauhan.

Kulipat surat balasanku kepada Intan, mantan kekasihku. Seperti itulah status yang kusetujui atas permintaannya demi kebahagiaannya, demi tawa lepasnya lagi. Lega rasanya melepaskan kegalauanku atas kesalahan yang sudah kulakukan pada hidup gadis yang paling kucintai.
Kupelajari banyak hal dari helaian suratnya kemarin, sekarang kutempelkan di dinding kamar agar selalu ingat bahwa mencintai berarti membebaskan. Memercayainya untuk bertanggung jawab atas keputusan yang dibuatnya sendiri. Karena mencintai, tidak memberiku hak penuh untuk mengatur hidupnya.
Sumber : Deteks

Cerpen Cinta Sejati Remaja

Cerpen Cinta Sejati Remaja adalah suatu cerpen cerita anak remaja yang disini kebetulan mereka berdua adalah kembar, sebenarnya pengen nulis novel cinta juga tapi ya udah Cerpen Cinta aja dulu toh belon tentu ada yang suka dengan cerita pendek remaja sejati, tapi kalo ada yang suka koment yah tar biar ditambahin lagi Cerpen Cinta untuk remaja.

yuuk kita baca dulu Cerpen Cerita Cinta Sejati untuk para remaja ini. tapi jangan di ketawain yach, hehehe..


“Siapakah wanita terkuat di Indonesia? Kalo elo bisa jawab, gue bakal gendongin elo ampe kantin. Tapi kalo elo gak bisa, ya… elo kudu gendong gue” sebuah suara memecah suasana ketika jam istirahat tiba di SMA Harapan Bangsa. “Oke?”

“Mm.. mm… siapa ya? Ibu kita Kartini” Edo menjawab sekenanya.

”Salah..” Toni memberi komentar atas jawaban Edo.

“Mak Lampir..”

”Wuah. Mak Lampir pale lu peang. Ngasal lo! Salah dodol…”

“Abis apa dong, coy?” katanya sambil garuk kepala kribonya. Persis mirip brekele.

“Mau tau?”

“Iya, tempe…”

“Gendong gue dulu sampe kantin”

“Sori la yauw..”

“Ya udah berarti gak dikasih tahu!”

“Payah lu!”

“Jawabannya Nyonya Meneer tahu. Abis doi tuh berdiri aja dari tahun 1921. Ha..haa. Gendong-gendong. Gendong-gendong….” Toni yang berambut tipis (sebuah eufimisme dari kata botak) tertawa tergelak-gelak penuh kemenangan. Sikapnya memaksa Edo tersenyum kecut. Tapi akhirnya keduanya tertawa tergelak-gelak, sampe membahana. Ibu Eva, guru Bahasa Indonesia mereka -yang belum keluar kelas- aja ampe kaget.

“Kalau bermain di luar ya! Jangan di kelas, anak-anak ”, katanya menggunakan Bahasa Indonesia dengan ejaan yang disempurnakan sambil mengacungkan tangan. Uppss. Otomatis kedua murid nakal itu kontan diam. Sambil membungkuk ala orang Jepang keduanya berkata, “Baik Ibu Guru..”. Ibu Eva cuma bisa senyum sambil geleng-geleng kepala.

“Ayo gendong gue ampe kantin, kribo!” kata Toni. Si Edo terpaksa menggendong makhluk botak itu. Rada geli aja membayangkan dirinya botak seperti Toni. Jangan sampe..jangan sampe.. tujuh turunan anak gue kudu mewarisi “trah” kekriboan, kata Edo dalam hati.

“Cihuuuy…” seru Toni

Ada-ada aja. Emang udah gak aneh, dua anak gila itu. Kalo udah ketemu. Ya, gitu deh jadinya. Kelakuannya persis Edwin-Jodi yang pernah nongol di tipi-tipi. Mereka selalu beruntung. Waktu kelas 1 mereka sekelas. Dan di kelas 2 ini, mereka pun ditakdirkan untuk sekelas lagi.

“Bosen gue ame elo lagi di kelas 2 ini” kata Toni ketika tahu dirinya sekelas dengan Edo

“Kita ditakdirkan memang untuk bersama..” kata Edo kegirangan.

“Alaah alesan. Tapi kalo dipikir-pikir (siapa yang mo mikir ya).. elo bener juga!”

“Embeeer plastik.. Kita seperti Romeo dan Juliet. Gue Romeo-nya, elo Julietnya” kata Edo pada Toni. “Eh, salah ding! Masa Juliet botak kayak elo” Edo meralat ucapannya.

“Mari kita berjalan bersama, kakanda” kata Toni dengan suara wanita yang dibuat-buat sambil bergandeng tangan dengan Edo ala bangsawan. Anak-anak yang pada ngeliat adegan ini otomatis pada ketawa ngakak dan bertepuk riuh. Seolah-olah nongton opera topeng monyet di jalanan. Malah ada yang ampe nangis segala, saking lucunya. Ha..ha…Dasar sambleng. Beberapa guru pun gak bisa berbuat apa-apa. Mereka cuma bisa senyum doang walaupun dalam hati, mereka juga pengen ngakak kayak muridnya. Tapi jaga gengsi la yauw…

***


Satu hal yang menjadi komitmen bersama adalah gak boleh pacaran selama kembarannya belum punya pacar. Dan itu udah mereka jalanin sampe sekarang. Segalanya harus dijalani bersama, saling berbagi kesenangan dan penderitaan. Duh, dalem banget tuh. Saluut.Pokoke, dimana ada Edo, disitu pasti ada Toni. Begitu juga sebaliknya. Kedua sifat yang hampir mirip ini ternyata mempertemukan mereka berdua. Bagi Edo, Toni udah seperti saudaranya sendiri. Begitu juga sebaliknya.

Mereka persis anak kembar kalo diliat dari Hongkong. Makanya banyak anak-anak yang julukin mereka Si Kembar Siang (bukan kembar siam-red). Abis ketemunya suma siang doang sih, pas sekolah gitu. Ah, gak juga. Kadang, mereka juga ketemuan kalo malem. Bahasa bakunya (jadi inget Ibu Eva), saling berkunjung atau beranjang sana. Kemana-mana harus berdua. Beli makanan pun harus sama. Model baju pun berusaha dimirip-miripin. Yang beda ya..cuma gaya rambut mereka aja. Yang jelas, kalo ada mereka, suasana pasti bakalan jadi rame banget. Suaranya itu yang bikin gak tahan. Dari jarak 1 km aja pasti udah kedengeran (terlalu hiperbolis ya!). Masing-masing orang dari mereka nyumbang 10 suara. Jadi kalo ada studi kasus; ada tiga orang ngobrol, satu orang trus ditambah Edo dan Toni, yakin deh suaranya bakalan bisa nyaingin 21 satu orang. Ha..ha..

***

“Tet..tet..” Bunyi bel tiba-tiba menjerit seolah memaksa murid-murid SMA Harapan Bangsa buat masuk lagi penjara (Upps.. ruang kelas maksudnya). Sepertinya mereka merasa kecewa karena kebebasannya untuk beristirahat lebih lama dirampas oleh bunyi bel tersebut. Di ruang kelas 2, seorang guru perempuan masuk bersama seorang gadis.

“Anak-anak sebelum pelajaran dimulai, Ibu perkenalkan dulu teman baru kalian. Namanya Mira” kata Ibu Ania, guru Kimia mereka dengan wajah kaku. Gadis itu mengangguk sambil tersenyum. Rambutnya hitam, panjang dan lurus. Cantik banget deh. Apalagi pas dia senyum. Ada lesung pipit yang begitu indah. “Nah, Ibu kasih waktu lima menit buat perkenalan. Ayo, Mira”. Sambil mengangguk, Mia maju ke depan.

“Nama saya Mira Aurelia. Panggil saja saya Mira. Saya pindahan dari SMA Insan Cendekia karena orang tua saya dipindah tugaskan di daerah sini”. Semua orang seperti terbius. Selain cantik, Mira ternyata punya suara yang aduhai dengan intonasi yang baik. Ibu Eva bisa dapet saingan baru nih.

“Hobinya apa neng?” Edo tiba-tiba nyeletuk. Huu.. anak-anak berteriak heboh.

“Hobi saya membaca” kata Mira sambil tersenyum.

“Rumah..rumah… No telepon.. tanggal lahir… “ Toni seperti tidak mau kalah dan disambut teriakan huu.. yang semakin kencang dari teman-temannya.

“Saya tinggal di Komplek BTN No. 25. Untuk no telepon dan tanggal lahir, silahkan lihat ke TU saja” katanya masih dalam senyum.

“Udah punya pacar belum, neng?” Kata Edo makin berani. Anak-anak makin heboh. Mira Cuma tersenyum. Lagi-lagi lesung pipitnya itu yang gak nahaan.

“Sudah cukup. Ayo Mira kamu duduk sebelah Retno. Kita lanjtukan pelajaran minggu lalu” Bu Ania yang terkenal tegas itu memberi perintah. Mira pun menuju bangku yang telah ditunjuk.

“Baiklah.. Siapa yang masih ingat pelajaran pelajaran minggu lalu. Apa rumus kimianya urea?” kata Ibu Ania. Tapi anak-anak rada kurang konsen. Mereka masih memikirkan betapa cantiknya murid baru yang akan jadi teman mereka.

“Ayo.. siapa yang masih inget. Cepat!!” Nada Ibu Ania mulai meninggi. Murid-murid sadar dan mulai membuka-buka buku kimianya”

“Jangan buka-buka buku!”kata Bu Ania sadis. “Coba kamu Edo?”

“Mm..NH3 ya, Bu!” sambil garuk-garuk rambut kribonya. Sambil cengengesan.

“Salah!” kata Ibu Ania ketus. “Coba kamu, Toni?”

“C6H12O6, Bu” katanya dengan yakin. Jawabannya pasti bener deh.

“Salah! Itu sih Glukosa. Gimana sih? Apa tadi malem nggak pada belajar?”

Selanjutnya Ibu itu menunjuk Didi, Tina, Hengky, Parman, Tuti, Nengsih, Cecep. Tetapi tetap belum ada yang benar. Huh.. Ibu itu makin gemes dan ngomel nggak karuan. Salah sendiri. Abis ngasih pertanyaan kok yang susah-susah sih. Coba ditanya, nama kamu siapa, pasti bisa jawab, gerutu mereka dalam hati.

“Apa nggak ada yang bisa sekelas ini? Pada dikemanain otak kalian?” suara Ibu Ania makin melengking. Anak-anak pada diam semua.

“Rumus Urea adalah CO(NH2)2, Bu…” Tiba-tiba seorang siswa menjawab.
Kontan seluruh mata memandang ke asal suara. Mira, ya.. yang menjawab pertanyaan itu si Mira, siswa baru itu.

“Iya bener” Akhirnya suara Ibu Ania menurun. “Masa kalah sama murid baru”.

Gilaa. Selain cantik, Mira ternyata juga pinter. Anak-anak makin kagum, terutama yang cowok-cowok. Yang cewek rada-rada gimana gitu. Ada yang sebel, tapi ada juga yang seneng karena merasa lolos dari omelan Ibu Ania lebih lama lagi.

Edo makin kagum sama cewek baru itu. Ada sebongkah perasaan yang tiba-tiba tertahan di hatinya. Cinta pada pandangan pertama. Wah, gawattt!!!

***

“Mir, kalo ini gimana caranya?” Kata Edo menanyakan soal.

“Oh, kalo itu begini….” Kata Mira sambil nerangin cara mengerjakan soal matematika itu pada Edo. Wah, mendadak Edo jadi rajin belajar pada minggu-minggu ini.. Sikapnya juga agak sedikit berubah, jadi rada-rada jaim geto. Penampilannya jadi lebih fresh dan wangi, euy. Edo lagi jatuh cinta sodare-sodare. Gimana nasibnya dengan si Toni kembarannya. Uh, sebodo amat. Emang gue pikirin, gitu kata Edo dalam hati. Wah, makin gawat. Gimana dengan komitmen mereka. Udah, dilupain aja. Edo lagi melangit. Gak mau lagi ngurusin makhluk bumi model kayak Toni, si Botak.

“Do ke kantin yuk!” kata Toni

“Enggak ah, gue lagi belajar ama Mira” katanya seolah sibuk memandangi soal matematika yang rumit. Mira memandang Toni sambil tersenyum. Toni pun membalas senyum itu.

“Ya udah gue duluan ya..”

“Ya..” Edo menjawab tanpa memandang Toni yang pergi ke kantin sendirian. Toni jadi rada kesel ama sikap Edo, belakangan ini.

Suatu hari sepulang sekolah, ketika sedang asik jalan-jalan ke pasar (disuruh Ibunya buat beli ember plastik), betapa kagetnya Edo melihat Mira sedang bercanda dengan cowok. Yang lebih mengagetkan lagi, cowok itu adalah Toni, kembaran gokilnya. Mereka berdua cekikikan, ketawa-ketiwi gak karuan. Tapi ia melihat, Mira demikian menikmati obrolan itu. Kontan saja, Edo ngacir dari pasar itu dengan berlari sekuat tenaga sampai-sampai ia tidak mendengar teriakan tukang ember yang mengingatkannya untuk segera membawa ember yang baru saja dibelinya. Ia begitu cemburu.

***


“Kemaren elo kemana, Ton?”toni“Gak kemana-mana?” jawab Toni kalem

“Jangan bohong lo?”

“Emang kenapa? Apa urusan elo?”

“Gue liat elo ngobrol ama Mira. Ngobrolin apa?”

“Bukan urusan elo”

“Elo kan tahu, Ton. Gue suka sama dia”

“Emang elo aja yang boleh suka? Elo boleh tanya ke Mira, siapa yang dia suka?” Jawaban Toni barusan ternyata membuat Edo semakin memanas.

Tanpa sadar, Edo tiba-tiba memukul Toni. Seperti gak mau kalah, Toni pun membalas. Terjadilah duel seru antara dua kembar siang, yang dulu saling menyayangi dan pengertian, berubah menjadi musuh yang saling membenci dan menikam satu sama lain. Untung sekolah udah bubar. Perkelahian itu dilerai oleh penjaga sekolah yang kebelutan lewat.

Wah jadi kacau nih. Apa jadinya dunia kalo dua sahabat yang sudah sangat akrab itu, tiba-tiba jadi musuhan cuma gara-gara masalah cewek. Tragis. Tapi inilah kenyataannya. Sekarang gak ada lagi banyolan-banyolan mereka yang lucu. Bahkan mendengar nama sahabatnya saja, mereka sudah mau muntah (apa iya?), saking bencinya. Anak-anak jadi merasa aneh. Akhir-akhir ini, kelas jadi agak sepi tanpa tawa mereka.

***

“Mira, maaf.. sebentar…gue pengen ngomong” kata Edo sepulang sekolah.

“Sebentar saja!”. Mira yang sedang berjalan pulang bersama temannya tiba-tiba berhenti.

“Oh, iya… Kamu pulang duluan aja ya..” Kata Mira pada Wati, teman yang mengajaknya pulang bersama-sama.

“Enaknya dimana ya? Mmm.. kita ke kantin aja, yuk!” Edo akhirnya memutuskan. Mira agak ragu. “Please, sebentar saja..” Kata Edo memohon.

“Maaf, Do. Disini saja ya..”

“Tapi kurang nyaman..” Kata Edo.

“Ya udah di bangku itu” kata Mira menunjuk bangku yang ada didepan kelasnya. Kelas sudah sepi. Hanya ada beberapa siswa yang lagi maen basket di lapangan.

“Maaf.. sebelumnya udah ngeganggu waktu elo.

“Gak papa” kata Mira tersenyum. Aduh, lagi-lagi lesung pipit itu. Begitu indah. Edo merawang.

“Elo inget pertama kita bertemu” kata Edo

“Iya, waktu perkenalan dulu. Tapi bukan kita berdua doang, bareng-bareng kan?”

“Eh..iya.. maksud gue begitu” Edo jadi salah tingkah.

“Waktu itu gak ada yang bisa jawab pertanyaan Bu Ania. Kita semua kena marah. Lalu tiba-tiba kamu jawab dan bener. Wuah.. senengnya gue bisa bebas dari omelan-omelan Bu Ania yang jutek (jujur dan tekun kali?). Masih inget kan?”

“Iya..” keduanya tertawa cekikan.

“Terus, elo sering ngajarin gue banyak pelajaran yang gue gak bisa. Gue ucapin makasiih banget”

“Gak papa.. Gak usah terima kasih. Sama-sama” katanya masih dalam senyum.

“Sejak pertama ketemu elo, gue udah yakin. Gue bener-bener kagum ama elo. Dan sekarang gue mau ngomong terus terang. Mau gak elo jadi pacar gue? Gue butuh temen yang bisa memacu semangat belajar gue. Dan itu gue dapetin dari elo, Mir. Gimana?”. Akhirnya…

Giliran Mira yang salah tingkah sekarang. Ia bingung harus berkata apa. Mira adalah tipe orang yang sangat berperasaan. Dia seringkali merasa sungkan untuk menolak permintaan bantuan dari orang lain. Apapun itu. Dia terlalu perasa dan gak mau nyakitin perasaan orang lain. Jika ia menolak permohonan bantuan orang lain (entah itu minta diajarin belajar ataw yang lainnya) pada dirinya, pasti dia merasa sangat menyesal setelahnya. Ia baik pada siapa saja.

Tapi ini lain. Seorang cowok dihadapannya memohonnya menjadikan dia pacar. Walaupun ia tahu, Edo itu emang baik dan… lucu. Mengobrol dengan dia bisa berjam-jam saking asiknya.

“Maaf Do, aku pengen kita jadi temen aja seperti biasa”

“Kenapa? Apa karena aku gak cakep sehingga elo malu jalan bareng gue ? atau karena ini?” katanya sambil menunjuk rambut kribonya. Otomatis Mira jadi tersenyum geli.

“Bukan, Do. Suer… Aku seneng bisa berteman ama kamu. Kamu lucu dan menghibur. Apalagi kalo aku benar-benar sedih dan sedang ada masalah. Kamu seolah menjadi teman penghiburku”. Hati Edo merasa tersanjung.

“Lalu kenapa?”

“Aku sudah punya pacar”, dengan berat hati, Mira akhirnya mengatakannya juga.

Hancur sudah hati Edo. “Siapa? Orang mana?”. Jangan-jangan. Hati Edo menduga-duga.

Mira diem aja. “Ya udah inisialnya aja??.. Please..” Edo setengah memaksa.

“Huruf awalnya T”. Hati Edo makin panas. Tubuhnya semakin lemas.

“Tapi elo masih mau kan berteman dengan gue?” Edo bertanya ragu.
Mira mengangguk sambil tersenyum.“Itu yang aku mau dari kamu, Do”

“Terima kasih. Mau gue anter pulang?.. Ataw gak usah takut ada yang cemburu?”

“Enggak lah. Boleh.. aja. Kebetulan aku agak takut di gang Buntu. Banyak premannya”

“Tenang, kalo sama gue.. semua preman pada takut”

“Iya, soalnya kamu tuh pimpinan mereka. Hi..hi..”
Keduanya tertawa.

***

“Woy, Do… “ Tiba-tiba sebuah suara mengagetkan Edo. Istirahat ini dia rada males ke kantin.

“Selamat ye…” Kata Edo setelah melihat orang itu ternyata Toni.

“Selamat apaan?” Toni bingung.

“Ya selamat buat elo yang baru aja jadian ama dia”

“Sama siapa?” Toni terheran-heran.

“Udah deh, Ton. Elo jangan pura-pura gak tahu. Elo jangan mulai lagi pertengkaran ini. Udah akui aja. Gue ikhlas kok. Memang bukan jodoh gue kali” Kata Edo agak meninggi.

“Woy..bukannya gue mau mulai lagi pertengkaran kayak dulu. Malah gue udah bosen diem-dieman mulu ama elo. Rasanya ada yang kurang. Makanya gue mau ngomong ama elo. Tapi elo nya malah sewot gini. Gue gak ngerti apa-apa?”

“Dia udah milih elo buat jadi pacarnya, bukan?”

“Siapa?”

“Siapa lagi kalo bukan Mira…” kata Edo makin kesel.

“Wah, elo salah sangka, Do”

“Tapi dia bilang sendiri, kalo dia udah punya pacar yang inisialnya T. Itu pasti elo kan?”

“Wah.. Do.. Ini salah paham. Emang beberapa waktu lalu, gue ngobrol ama dia. Gue udah nyatain cinta gue ke dia. Tapi dia juga bilang gitu. Udah punya pacar. Tapi bukan di sini. Di sekolahnya yang dulu. Walau pisah, mereka tetap komit dengan janji pacaran mereka”. Toni menghela nafas. “Jadi inisialnya T, ya?”

Oh, jadi begitu. Edo akhirnya tahu.

“Makanya gue nanyain ke elo, barangkali aja elo tau namanya. Abis, katanya kemaren-kemaren elo pernah ngobrol banyak dengan dia” lanjut Toni. Edo menggeleng.

“Gue udah capek, Do. Gue udah mikir lama-lama. Ngapain juga kita musuh-musuhan gini kalo ternyata cewek yang kita sukai udah punya pacar”. Toni menghela nafas panjang. “Maapin gue ya., Do..” kata Toni dengan tulus.

“Mira tahu semuanya tentang kita, Do. Dia merasa gak enak udah jadi penyebab permasalahan antara gue dan elo. Makanya dia minta kita baikan lagi” Toni bercerita. Menerawang. Edo seperti dibawa pada masa-masa indah ketika mereka bersama, dulu.

“Harusnya gue yang minta maap ama elo. Maapin gue ya, Ton!” kata Edo dengan lirih. Keduanya pun berjabatan tangan dengan ritual jabat tangan yang aneh sambil tersenyum.

“Kita memang ditakdirkan untuk bersama” kata Edo lagi.

“Benar kakanda…” kata Toni dengan suara kebanci-bancian.

Mendadak keduanya ketawa keras. Anak-anak yang masih tersisa di kelas mendadak pada kaget dengan penampakan suara yang begitu keras.

“Eh.. tebak-tebakan.. nih! Siapa Menteri Jepang yang lahir di Irian?” kata Toni. “Biasa, kalo menang, gendooong…”

“Umm..mm siapa yah..?” Kata Edo sambil pura-pura mikir. “Kurasa Takada. Bener kan?”

“Tumben elo bener…”kata Toni keheranan.

“Jadi gue digendong kan? Ha…ha…” kata Edo ketawa penuh kemenangan.

Toni cemberut. Walaupun rada-rada geli juga ngeliat rambut Edo yang semakin membumbung ke atas, ia terpaksa menggendong Edo ke kantin. Ia berdoa dalam hati, smoga rambutnya gak akan tumbuh seperti Edo, kembaran siangnya. Ha..ha.. Syukurlah… Kembar Siang telah kembali…

hihi...iseng nih posting Cerpen Cinta Sejati Remaja yang kembar lagi, thanks yah semoga ada yang senang membaca Cerpen Cinta dari saya.

See the orangutans now before it is too late

I just came back from a weekend in Bukit Lawang. Bukit Lawang is about a three hour, bumpy bus ride from Medan and is apparently one of the best places for seeing orangutans in the wild. It was my second trip to Bukit Lawang, but the first time to see orangutans. There is a feeding area where National Park staff feed the orangutans two times a day – at around 8:30 a.m. in the morning and 2:30 p.m. You need to pay an entrance fee of around 20,000 rupiah for foreigners and 50,000 rupiahs to take photos.
When you arrive in Bukit Lawang you will be met by one of the many “guides” who won’t leave you alone until you book a trekking trip with them. It is easy though to get to the feeding station without a guide. When it is close to feeding time, just keep going up the river past the “Jungle Inn” hotel, where there is a small boat to take you across the river. You can pay your money there or at the National Park office near where the becaks (motorized rickshaws) park.
The National Park guide said morning was better to see more orangutans. I was only able to see two, but the previous day there were seven. The orangutans live in the wild and make their way to the feeding station if they need food. The park rangers feed them milk and bananas.
It was incredible to see them up so close, just a meter or so away. They looked at us while we took pictures. The larger orangutan was 5 months pregnant.
There are only around 7,000 orangutans left in Sumatra according to Wiki and they could be extinct by 2012. They are beautiful and amazing creatures and it would be a huge loss to see them become extinct. Apparently 96 per cent of their genes are the same as humans. The forests are being logged for timber and the land is used for palm oil and rubber plantations.
The park entrance fees are sent to the government, but little of that makes it way back to the National Park. The guides said they hadn’t been paid for two months.
I guarantee that anyone who makes the trip to see the orangutans, you will come back an ardent conservationist.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...