Pages

Minggu, 05 Agustus 2012

Bumi Pusat Alam Semesta? Benarkah?

Bumi, merupakan planet yang indah.
Bagi para iilmuwan, alam semesta sangat luas namun terbatas, masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Tidaklah mengherankan muncul berbagai hipotesis dan teori tentang alam semesta yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Salah satunya adalah dimana kedudukan pusat alam semesta ? Disinilah, dituntut peran para ilmuwan untuk membuktikanya

Katakanlah teori Big Bang (ledakn besar )sudah tentu semakin mantap bila sudah dapat diketahui pusat alam semesta yang notabene sebagai pusat ledakan besar yang menjadi awal perhitungan waktu. Begitu juga untuk teori “alam semesta berisolasi” , akan memudahkan untuk mencari kepastian tentang pengembangan dan pengerutan alam semesta.
Namun yang jadi persoalan , struktur alam semesta bukanlah berupa bola yang memiliki satu pusat, melainkan sebuah struktur spiral multi dimensi berlapis tujuh. Informasi dari Al-Quran sudah cukup jelas. Tinggal manusia mengobservasi posisi bumi di dalam struktur spiral tersebut. Melihat gejala ini, mau tidak mau bumi meiliki posisi yang istimewa dalam alam semesta ini. Walaupun bukan sebagai pusat alam tata surya maupun galaksi, kemungkinan bumi (memang ) berada di dekat pusat alam semesta atau bahkan menjadi pusat alam semesta sebagai penyeimbang pengembangan alam semesta itu sendiri.

Sains vs Agama
Bagi orang beriman sangat mudah menerima suatu dogma bumi sebagai pusat alam semesta , karena memang sejak awal kitab suci agama samawi, baik Taurat maupun Injil sudah menginformasikan bumi sebagai pusat alam semesta . Oleh karena itu di abad pertengahan gereja sangat gigih mempertahanka bumi sebagai pusat tatasura (geosentris), dan mengancam ilmuwan – ilmuwan yang yang memiliki pendapat bahwa mataharilah pusat tata surya ( heliosentris), sedangkan bumi bumi sekedar sebagai salah satu planet yang mengedarinya.
Berbeda dengan orang awam , para ilmuwan tidak semudah itu untuk menerima dogma bahwa bumi sebagai pusat alam semesta atau setidaknya mendekati pusat alam semesta. Mereka memerlukan suatu penelitian empiris dan butuh dukungan perhitungan yang akurat, sehingga pernyataan bumi sebagai pusat alam semesta dapat diterima secara rasional.
Dalam kaitan ini pendapat para lmuwan, baik yang beriman maupun ateis, tidak bisa disalahkan begitu saja oleh golongan agama, baik muslim ,umat kristiani maupun yahudi. Sangat bermanfaat peran para ilmuwan untuk membuktikan struktur alam semesta sebagaimana informasi Alquran. Bila terbukti benar, akan memantapkan posisi Alquran sebagai wahyu Allah. Kalaulah belum ada kesesuain, bisa jadi masih belum lengkap penafsiran ayat-ayat Allah tersebut. Atau bahkan ilmu pengetahuan empiris tadak dapat mampu membuktikannya, karena ukuran alam semesta yang sangat luar biasa luasnya.
Sebenarnya para ilmuwan juga sudah menemukan indikasi bahwa bumi tempat hidup manusia turunan Adam ini berada di sekitar titik pusat alamsemesta. Mereka membuat suatu pengandaian , apabila alam semesta ini terbatas dan mempunyai pusat, dan galaksi bima sakti tidak berdekatan dengan pusat tersebut, maka alam semesta beserta isinya pada suatu sisi niscaya sedikit lebih cemerlang daripada sisi yang lain. Tetapi, nyatanya langit malam di luar bimasakti di satu arah tidak lebih cemerlang daripada arah yang lain. Oleh karena itu , para ahli astronmi terpaksa menyimpulkan bahwa langit itu terbentang tak terhingga ke segala arah. Para ahli astronomi tidak mau mengambil satu- satunya kesimpulan bahwa bumi merupakan pusat segala sesuatu, karena sejak abad pertengahan justru bumi telah dilengserkan oleh sistem Koprnikus. Di titik ini, belum bisa dicapai titik temu pandangan sains dengan pandangan agama (teologi)
tanda –tanda lain bahwa bumi walaupun bukan sebagai pusat alam semesta maka bumi berada di dekat pusat alam semesta.
Gelombang Mikro
Tanda – tanda lain bahwa bumi – walaupun bukan apa- apa di tata surya dan galaksi – bisa menjadi pusat alam semesta adalah penemuan radiasi gelombang mikro oleh dua insinyur Arno Penzias dan Robert Wilson pada tahun 1965. Mereka menemukan desis yang berasal dari seluruh langit , baik siang maupun malam dengan kekuatan yang sama. Penemuan tersebut disimpulkan oleh Robert Dicke bahwa radiasi gelombang mikro tersebut berasal dari sisa ledakan dentuman besar. Dari sini sebenarnya bisa disimpulkan , bumi berada di pusat alam semesta, karena dari semua arah ternyata kekuatan desisnya sama. Ilmuwan lain bernama Michael Denton dalam bukunya Nture’s Destiny juga menyatakan kekagumannya pada posisi bumi yang terletak di tepi galaksi Bima Sakti. Bila bumi berada di tengah galaksi , dapat dipastkan manusia tidak dapat memendang luasnya langit, karena terkurung oleh kepadatan bintang di galaksi Bima Sakti sendiri.
Dari kesimpulan para ahli atronomi tersebut, sangat jelas mereka berusaha menghindar dari pernyataan bumi sebagai pusat segala sesuatu, karena sejak awal zaman pencerahan Eropa, mereka telah membuang jauh – jauh dogma agama dalam hal iniajaran Kristiani. Mereka seolah – olah takut pada agama dan harus terpaksa memasukkan peran Tuhan. Bagi kebanyakan ilmuwan rupa rupanya untuk memasukan peran Tuhan ini masih merupakan hal yang tabu.
Versi Al- Quran
Menyikapi hal tersebut, Alquran dan hadis secara eksplisit mengarahkan bumi berada di sekitar pusat alam semesta. Bahkan Allah SWT rupanya sudah mengetahui sikap para ilmuwan terutama yang ateis. Surat AL Mu’minuun ayat 71 mengungkapkan ” Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al Quran) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.”
Bumi ini dibuat mudah untuk manusia dan ditempatkan pada posisi yang penting dalam struktur alam semesta yakni sebagai pusat. Namun, ternyata para ilmuwan yang masih dipengaruhi paham materislitik , eksistensial, positivistik, dan ateis tetap berusaha berpaling dari kemuliaan itu. Mereka masih terpaku pada materi , karena bagaimana mungkin bumi yang massanya tak berarti dibandingkan matahari , galaksi , apalagi alam semesta , bisa mengimbangi pengembangan alam semesta yang konon melesat mendekati kecepatan cahaya.
Sebuah tantangan yang menarik bagi ilmuwan dan orang-orang beriman – khususnya Muslimin dan Muslimat untuk mencari kebenaran. Yang kita harapkan adalah adanya kesesuain sains dan teknologi dengan kitabullah, karena pada hakikatnya keduanya berasal ari sumber yang sama yakni Allah.
Informasi yang mengarahkan bumi sebagai pusat alam semesta yang paling utama adalah QS Az-Zumar ayat 67 “Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya . Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.”
Informasi ini menunjukkan bumi sebagai tempat tinggal manusia mendapat perlakuan khusus, yakni dipisahkan dari benda- benda langit lainnya. Penggulungan langit berarti beserta seluruh galaksi yang berada di dalamnya. Namun , manakala sudah sampai di ujung yakni di pusat kedudukan bumi, proses penggulungan berhenti dan bumi secara khusus dipisahkan. Secara logika , hal ini sulit dilakukan jika bumi berada di bagian tengah atau justru di bagian terluar , karena akan menyatu dengan seluruh benda di seluruh alam semesta. Hakikat pemisahan ini, karena manusia akan dibangkitkan kembali dan harus menghadapi mahkamah pengadilan tertinggi Allah untuk ditetapkan masuk surga atau neraka.
Ayat – ayat Alquran yang menjadikan Adam (manusia) sebagai khalifah dan memakmurkan bumi, juga menunjukan keistimewaan bumi. Dengan demikian sangatlah benar bahwa bahwa Allah sangat memuliakan manusia, namun manusia itu justru tidak mau menerima. Bahkan sebagian menentang keberadaan Allah dengan menyatakan Tuhan telah mati.
Tugas Ilmuwan
Pandangan agama samawi bahwa bumi sebagai pusat alam semesta tentunya sulit diterima para ilmuwan , karena masa materinya yang sangat kecil. Hal ini sulit karena mungkin ilmuwan masih mengikuti teori big bang dengan satu titik pusat ledakan ke segala arah. Para ilmuwan pasti tetap menanyakan peran bumi dalam menjaga keseimbangan alam semesta, sehingga tidak runtuh. Inilah tantangan yang harus dijawab oleh para ilmuwan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...