Pages

Senin, 23 April 2012

Sakit Punggung Parah Pertanda Kurang Puas dengan Pekerjaan

Kondisi psikologis dapat mempengaruhi kondisi fisik seseorang. Salah satu contohnya adalah ketidakpuasan dengan pekerjaan yang bisa mempengaruhi kesehatan. Seorang peneliti di Australia menemukan bahwa karyawan yang merasa tidak puas dengan pekerjaannya lebih mungkin menderita nyeri punggung serius dibandingkan karyawan yang lebih puas dengan pekerjaannya.

Profesor Markus Melloh, ahli bedah ortopedi dan rheumatologist di Western Australian Institute for Medical Research (WAIMR) dan The University of Western Australia menemukan bahwa sepertiga orang yang tidak puas dengan pekerjaannya lebih sering mengalami nyeri punggung. Nyeri yang dialami seringkali tidak jelas sumbernya dan terus dialami setiap hari sehingga sangat mempengaruhi pekerjaan dan kehidupannya sehari-hari.

Karyawan ini kemudian mengajukan cuti karena sakit dan menemui dokter. Anehnya, hanya sedikit di antaranya yang mengalami gangguan fisik seperti sendi yang bergeser. Hasil tes anatomi menunjukkan bahwa tidak ada penyebab khusus atas gangguan fisik yang dapat menjelaskan nyeri yang diderita setiap hari ini.

"Semua orang terkadang merasakan nyeri di bagian bawah punggung atau di bagian leher sesekali. Tapi kami merasa prihatin terhadap orang-orang yang terus menerus merasa nyeri selama berminggu-minggu sehingga menyita tenaga dan biaya yang cukup besar," kata Profesor Melloh seperti dilansir Science Alert, Senin (23/4/2012).

Para peneliti menemukan bahwa pasien yang memiliki pikiran yang maladaptif seperti merasa takut atau tidak berdaya terhadap kondisinya dan banyak membesar-besarkan masalahnya adalah orang yang paling mungkin terserang rasa nyeri yang bertahan lama.

"Sikap positif di tempat kerja dan optimisme berdampak besar terhadap nyeri punggung. Jika seorang karyawan memiliki andil dalam merubah tempat kerjanya atau memiliki suara dalam perencanaan kerjanya, karyawan bisa bersikap positif kembali dan rasa nyeri dapat sembuh dengan sendirinya," kata Profesor Melloh.

Peneliti mewawancarai 315 orang pasien yang mengunjungi dokter karena mengalami nyeri punggung yang tidak jelas sebabnya. Peserta penelitian diwawancarai lagi pada minggu ke 3, 6, 12, dan setelah 6 bulan. Penilaian yang dilakukan mencakup pertanyaan tentang sikapnya terhadap pekerjaan.

Pada akhir penelitian, terdapat sebanyak 169 orang yang masih mau ikut serta dalam penelitian dan sekitar 64% di antaranya memiliki gejala nyeri yang bertahan lama. Beberapa peserta bahkan melaporkan rasa nyerinya makin memburuk setelah 6 bulan, namun dokter tidak dapat menemukan penyebabnya.

"Begitu tinggal di rumah karena cuti sakit, karyawan semakin sulit kembali bekerja dan menyebabkan rasa nyeri bertambah parah. Ini adalah lingkaran setan yang perlu dipecahkan. Penelitian menunjukkan bahwa rasa tak berdaya pasien akan membuat kondisinya bertambah parah," kata Profesor Melloh.

Dalam pertemuan tahunan Spine Society of Australia, profesor Melloh mengatakan bahwa penelitian ini difokuskan hanya pada nyeri punggung bagian bawah karena angka kejadiannya lebih tinggi dibbandingkan nyeri leher. Untuk mengatasinya, prof Melloh menganjurkan terapi yang berfokus mengubah pola pikir pasien tentang kondisinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...